Nuansa kompetisi sepakbola tidak hanya melulu dibumbui tim-tim yang secara tradisional merajai persaingan di liga domestik masing-masing. Ada pula tim-tim paket kejutan. Sebagian tim tersebut hanya menjanjikan di awal musim, tetapi meredup di paruh akhir. Ada pula yang baru bangkit menjelang musim selesai karena terdesak ancaman degradasi. Dalam sedikit kasus, beberapa tim promosi menghadirkan dongeng Cinderella dengan tampil perkasa dan merebut gelar juara. Anda tentu masih ingat Kaiserslautern, bukan?
Pekan ini Redaksi Goal Indonesia menghadirkan lima tim promosi yang muncul dari Liga Primer Inggris, Serie A Italia, Bundesliga Jerman, Ligue 1 Prancis, Primera Liga Spanyol. Mereka tampil hebat mendekati periode pergantian tahun. Bukan tidak mungkin mereka menciptakan kejutan di musim ini meski rasanya sulit mengimbangi pencapaian Kaiserslautern dua dasawarsa silam.
Filsuf asal Prancis Jean-Paul Sartre pernah berkata, "Dalam sepakbola segala sesuatu menjadi kian rumit dengan adanya tim lawan." Sartre benar. Sepakbola tidak akan begitu menarik seperti yang kita saksikan sekarang ini dengan turut hadirnya kejutan-kejutan yang mengguncang tim-tim unggulan. Inilah lima tim promosi yang kiprahnya perlu terus kita pantau sepanjang musim 2013/14:
CARDIFF CITY |
Penampilan tim promosi Cardiff City di ajang Liga Primer Inggris tidak bisa dianggap buruk. Meski baru pertama kali ini berkiprah di kasta tertinggi, namun The Bluebirds merupakan tim yang layak diwaspadai.
Saat di awal musim, tepatnya Matchday 2, anak asuh Malky Mackay bahkan mampu menumbangkan tim bertabur bintang Manchester City dengan skor akhir 3-2. Setelah Liga Primer merampungkan sepuluh partai perdananya, Cardiff untuk sementara nyaman menghuni posisi ke-12 dengan koleksi 12 poin.
Jika saja liga hanya berisikan tim-tim yang berakhiran City, penampilan Cardiff di sepuluh laga perdana itu akan menempatkan mereka di posisi puncak dengan diikuti Manchester City, Hull City, Norwich City, Stoke City dan Swansea City.
Taktik. Berstatus sebagai juara Divisi Championship musim lalu, Cardiff coba membangun lini belakang yang tangguh dengan mendatangkan pemain-pemain muda penuh potensi seperti Steven Caulker hingga Gary Medel guna menemani sosok lainnya macam Ben Turner dan Andrew Taylor.
Fokus memperkuat lini belakang tak lantas menjadikan mereka lupa untuk menambah kekuatan di lini serang. Di jendela transfer musim panas kemarin, mereka berhasil mendapatkan striker Andreas Cornelius dan juga Peter Odemwingie untuk bergantian mengisi posisi dengan Fraizer Campbell.
Untuk urusan taktik, manajer Malky Mackay lebih senang menempatkan satu striker dengan disokong lima gelandang. Dalam hal ini, pemain senior Craig Bellamy harus rela digeser ke posisi sayap untuk menghadirkan suplai bola ke lini depan. Manajer 41 tahun itu kerap menjadikan Medel sebagai gelandang bertahan untuk memutus aliran bola, yang terkadang berbuah hasil positif bagi tim asal Wales selatan tersebut.
Pemain kunci. Gary Medel. Pemain yang kemudian menjadi pembelian termahal klub Wales itu di musim ini sukses mencatatkan 92 persen umpan akurat, juga memenangi duel daerah sebanyak 61 persen. Didatangkan dari Sevilla pada Agustus silam, Medel dalam 10 pertandingan hanya membuat satu kesalahan. Selebihnya, ia sukses membuat 19 clearances, 17 intersep dan 2 kali memblok bola dari sepakan lawan di depan gawang.
Prediksi. Meski ditingkahi keputusan direksi mencopot Iain Moody sebagai kepala perekrutan pemain, Cardiff akan mampu bertahan di ajang Liga Primer musim ini. Itu pun kalau beruntung. Sebagaimana klub-klub lain yang biasanya melakukan tambal-sulam di bursa transfer musim dingin, dan dengan Cardiff yang kini mempercayakan posisi perekrutan pemain pada pemuda 23 tahun yang tidak berpengalaman, mereka hanya bisa berdoa. Keberhasilan mereka bertahan di kasta tertinggi musim ini kiranya akan ditentukan dari aktivitas pembelian pemain di bulan Januari. Jika mengandalkan skuat seperti saat ini, kemungkinan besar mereka akan mengalami penurunan performa mengingat kompetisi Liga Inggris terkenal keras dan tidak memiliki ampun, sehingga perbaikan sekecil apapun akan dirasa perlu.
- Adhe Makayasa
HELLAS VERONA |
Hingga Gionarta 11, tim promosi Hellas Verona secara mengejutkan mampu nangkring di posisi lima besar Serie A Italia. Tak main-main, tim asuhan Andrea Mandorlini sanggup mengoleksi rerata dua poin dalam setiap partainya. Mereka juga mampu menjaga kesempurnaan di Marc Antonio Bentegodi. Gialloblu tak pernah kehilangan tiga angka kala bermain di kandang yang juga ditempati Chievo Verona tersebut.
Ledakan Verona sebagai tim promosi agaknya sudah mulai terasa sejak gionarta perdana musim ini. Bagaimana tidak, tim penuh sejarah sekelas AC Milan mampu mereka tundukkan dengan skor tipis 2-1. Kegemilangan itu terus berlanjut hingga sepuluh gionarta selanjutnya.
Skema 4-3-3 yang kini jadi andalan membuat mereka tampil super ofensif. Sinergi pemain tua-muda yang tercermin dari perpaduan indah Luca Toni dan Jorginho Frello sanggup memberi mereka garansi kegemilangan.
Taktik. Menilik sepak terjang sang pelatih, Andrea Mandorlini, pria 53 tahun ini memang dikenal doyan menerapkan skema ofensif. Filosofi sepakbola menyerang selalu jadi pegangan teguh mantan pelatih Siena tersebut melalui formasi 4-3-3. Hasilnya, tujuh kemenangan sekaligus rerata dua gol di setiap partainya mampu diukir Verona. Namun, keseimbangan jadi pertaruhan karena gawang Rafael sudah kebobolan 17 gol.
Perpaduan pemain berpengalaman dengan para bakat muda dengan potensi besar dipercaya jadi penopang kualitas tim. Luca Toni, Vangelis Moras, dan Massimo Donati jadi penggawa andalan nan berpengalaman. Sementara deretan pemain muda potensial yang ada dalam diri Juan Iturbe, Samuele Longo, dan Jorginho Frello memberi kesegaran dalam permainan menyerang ala Il Mastini.
Permainan bola-bola pendek dan pergerakan tanpa bola yang begitu cepat dari para penggawa Verona, benar-benar membuat fokus lini pertahanan lawan harus terus terjaga. Keberadaan Jorginho sang metronom permainan jadi elemen paling vital. Ia bertugas mengatur alur permainan dan jadi pembagi bola yang handal bagi dua winger andalan, yakni Iturbe dan Bosko Jankovic. Tugas mereka berdua? Memberikan suplai bola yang matang bagi Toni yang kini kembali ganas di kotak penalti lawan.
Pemain kunci. Jorginho Frello. Gelandang muda berusia 21 tahun ini tampil begitu luar biasa sepanjang 11 gionarta awal Serie A musim ini. Ia jadi otak permainan atraktif nan ofensif yang ditunjukkan Verona. Pemain Brasil berpaspor Italia itu selalu jadi pemain pertama yang memutus serangan lawan sekaligus pengawal serangan yang dibangun Scaligeri. Hal tersebut terpapar tegas dalam fakta statistik. Total 25 tekel bersih dan 587 umpan sukses berhasil ia lakukan sepanjang 11 penampilannya di Serie A. Kelihaiannya dalam mengeksekusi bola mati juga jadi alternatif lain. Bukan hal mustahil jika diakhir musim nanti, Jorginho Frello bakal menorehkan namanya sebagai pemain muda terbaik Serie A 2013/14.
Prediksi. Tim kejutan di Serie A biasanya jarang mengecewakan di akhir musim, setidaknya posisi sepuluh besar mampu mereka raup. Target yang realistis bagi Hellas Verona di musim ini. Menilik performa terkini, masuk zona Eropa bukan lagi sebuah mimpi. Rekor 100 persen di Marc Antonio Bentegodi bakal jadi faktor pembeda apalagi jika Gialloblu bisa terus memaksimalkannya. Terpenting adalah terus menjaga motivasi dan konsistensi yang selalu saja jadi masalah akut tim promosi.
- Ahmad Reza Hikmatyar
HERTHA BERLIN |
Ledakan tim promosi merupakan pemandangan reguler dalam setiap edisi Bundesliga, dan pada kampanye terbaru ini tradisi tersebut dilanjutkan Hertha Berlin.
Peralihan "tugas" untuk menggemparkan kasta teratas terasa kian sahih setelah Si Nyonya Tua dari ibu kota mencukur Eintracht Frankfurt, yang musim lalu langsung finis di zona Eropa usai naik kasta, dengan skor masif 6-1 sekaligus merebut tahta klasemen pada spieltag pembuka. Penyakit jamak tim promosi berupa inkonsistensi masih menghinggapi Hertha, namun patut diperhatikan bahwa angka empat yang telah tertera di kolom kekalahan Die Alte Dame diderita dari tim tradisional Bundesliga: VfL Wolfsburg, VfB Stuttgart, Bayern Munich, dan Schalke 04.
Saat menyambangi Allianz Arena, performa gagah berani skuat Jos Luhukay mengundang puja-puji meski harus menyerah 3-2. Hertha sekarang terlempar dari zona Liga Europa, tapi dengan defisit cuma dua angka, jangan heran kalau wilayah elite itu bakal kembali dihuni.
Taktik. Keputusan tepat diambil Hertha dengan mendapuk Luhukay sebagai nakhoda pada musim panas 2012 setelah tim terperosok ke divisi dua. Tak butuh waktu lama, orang Belanda berdarah Maluku itu membentuk tim tangguh yang langsung menjuarai 2 Bundesliga untuk menyabet hak promosi.
Proyek dilanjutkannya musim ini dengan pembelian paten yang dapat melebur dengan mulus ke skuat utama. Sekurangnya empat muka anyar kini menjadi bagian starting eleven Hertha: Sebastian Langkamp dan Johannes van den Bergh di belakang, Hajime Hosogai sebagai jangkar, serta Alexander Baumjohann di pos gelandang serang. Kuartet itu menghasilkan sinergi permainan apik dengan pilar-pilar lawas seperti Fabian Lustenberger, Sami Allagui, Anis Ben-Hatira, dan Adrian Ramos untuk mengakomodasi strategi agresif yang diinginkan Luhukay dalam balutan skema 4-2-3-1.
Pemain kunci. Adrian Ramos. Terlepas dari nama-nama baru dalam skuat Hertha, penyerang internasional Kolombia ini masih mencuat sebagai sosok sentral untuk Die Alte Dame. Selain menunjukkan keandalan membobol gawang lawan dengan torehan lima gol -- satu di antaranya melawan Bayern, striker 27 tahun ini juga ciamik dalam mengkreasikan peluang. Dua assist plus total 16 key passmenjadi bukti. Selain Ramos, Fabian Lustenberg juga memegang peran tak kalah penting dalam skuat Hertha dengan kemampuannya memutus serangan lawan. Tekel-tekel lugas dan intersepsinya menjadi faktor krusial guna menginisiasi counter attack kilat tim. Hebatnya, permainan gelandang bertahan asal Swiss itu relatif bersih dan sejauh ini ia masih bebas dari kartu meski selalu bermain penuh dalam 11 partai liga.
Prediksi. Mengulangi prestasi spektakuler Kaiserslautern, klub promosi yang langsung menggondol Deutscher Meister lebih dari satu setengah dekade silam, tentu terlalu muluk buat Hertha. Namun, berbekal amunisi lumayan tangguh ditambah polesan Jos Luhukay, tim kebanggaan ibu kota boleh berharap dapat merebut tiket ke pentas Eropa. Faktor sejarah juga cukup mendukung karena Hertha sejatinya adalah langganan top-half klasemen Bundesliga.
- Dede Sugita
NANTES |
Salah besar jika para langganan papan atas Ligue 1 masih mengucilkan Nantes. Di luar perkiraan, Les Canaris membuktikan ancaman dan potensi mereka dengan sanggup menduduki posisi empat besar hingga Journee 12 musim ini. Racikan mujarab Michel Der Zakarian terbilang sukses menjaga stabilitas performa tim. Tengok saja, dari 12 laga berlalu, setengahnya disapu bersih kemenangan oleh Si Kuning. Empat di antaranya disikat secara beruntun, termasuk menang meyakinkan atas Nice 2-0 dan mempermalukan Rennes 3-1 di Derby Breton.
Kegemilangan Nantes makin dipertegas dengan kukuhnya lini belakang mereka musim ini. Jika di Ligue 2 edisi lalu Si Kuning menjadi tim dengan pertahanan terbaik, di kasta teratas sejauh ini mereka ketiga tertangguh setelah Lille dan Paris Saint-Germain. Nantes, yang di Ligue 2 2012/13 finis di posisi ketiga, paling tidak sudah memperlihatkan kepercayaan diri yang serupa untuk terus melanjutkan tren positif hingga kampanye 2013/14 rampung.
Taktik. Entraîneur Michel Der Zakarian tahu betul bagaimana memaksimalkan striker Filip Djordjeciv yang berdiri tunggal dalam sistem 4-2-3-1 sebagai target man. Memiliki finishing touch yang aduhai, sentuhan-sentuhan dari Djordjevic menjadikan taktik ini sinergis dengan lini kedua. Kalau sudah begini, trisula gelandang serang tim tentu dituntut selalu siap memanjakan sang striker dengan servis-servis dari berbagai sudut.
Playmaker Jordan Veretout, yang digadang-gadang salah satu talenta terbaik Prancis tahun ini, jadi elemen terpenting dalam model permainan ofensif yang dikemas dengan umpan-umpan pendek cepat ala Nantes. Sebagai roh permainan, awal serangan kerap dimulai lewat distribusi bola dari Veretout. Visi yang bagus membuat remaja 20 tahun ini cermat mencari ruang potensial, baik mengalirkan bola ke sayap lebih dulu, atau langsung mengeker pergerakan solo Djordjevic, sang finisher. Jarak gol cukup jauh antara Djordjevic dan para pemain lainnya (tujuh berbanding satu) seakan menjelaskan ketergantungan skema 4-2-3-1 pada sosok pemain 26 tahun itu.
Pemain kunci. Filip Djordjevic. Menjadi runner-up topskor (20 gol) di Ligue 2 musim lalu merupakan sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol. Bukan tak mungkin hal tersebut bisa direpetisi Djordjevic atau bahkan lebih, mengingat perjalanan musim yang masih terbentang panjang. Catatan tujuh golnya di musim ini atau terpaut dua dan satu dari torehan Edinson Cavani dan Radamel Falcao seolah memberi indikasi jika keruncingan bomber kelahiran Kroasia ini siap mengalahkan gemerlap mewah duo striker itu. Wajar bila kemudian fans tak henti-hentinya memuja pemilik No. 9 ini, sementara pihak klub ketar-ketir berusaha memagari sang pemain agar tak dipersuasi fulus besar oleh tim lain.
Prediksi. Nantes sebenarnya salah satu raksasa sepakbola Prancis sebelum akhirnya reputasi itu berubah menjadi medioker menginjak pertengahan 2000-an. Total delapan gelar Ligue 1 atau yang terbanyak ketiga dalam sejarah kompetisi di bawah AS Saint-Etienne (sepuluh trofi) dan Olympique Marseille (sembilan trofi), membuat Les Canaris jadi salah satu tim yang sebetulnya disegani. Mungkin terlalu jauh menyebut Nantes wajah baru telah kembali menemukan momentum titik balik. Namun paling tidak, skuat Zakarian saat ini berada di jalur yang tepat, dan menjaga kinerja tetap sama seperti yang ditunjukkan mereka belakangan ini adalah kunci elementer untuk menatap akhir musim yang membanggakan. Paling banter berada di atas 10 besar akhir musim kelak adalah hal yang cukup realistis.
- Anugerah Pamuji
VILLARREAL |
Paket kejutan La Liga Spanyol musim ini bernama Villarreal CF. El Submarino Amarillo atau The Yellow Submarine pernah meraih kegemilangan pada pertengahan 2000-an namun terdegradasi di musim 2011/12. Kehilangan bintang seperti Borja Valero, Diego Lopez, Giuseppe Rossi, dan Nilmar, Villarreal kembali ke kasta tertinggi sepakbola Spanyol usai menyegel posisi runner-up Segunda musim lalu dan sekarang mereka kembali mencuri perhatian dunia.
Berstatus tim promosi, Villarreal tampil apik dan sejauh ini sukses menempatkan diri di zona Liga Champions di bawah Barcelona, Atletico Madrid, dan Real Madrid. Kejutan Villarreal tercipta pada Jornada 4 dan 10 ketika menahan imbang Los Blancos 2-2 dan kemudian membantai Valencia 4-1 pada laga bergengsi Derby de la Comunitat.
Taktik. Pelatih Marcelino García Toral menerapkan formasi tradisional 4-4-2 atau 4-4-2 berlian. Dengan rata-rata pemain berusia 25,8 tahun, dia sukses memadukan pemain berpengalaman dengan para pemuda sarat potensi hampir di semua lini dari belakang hingga depan.
Di bawah mistar berdiri Sergio Asenjo, nama yang cukup mentereng yang dipinjam dari Atletico Madrid. Sementara di sektor pertahanan pemain menjanjikan Argentina Mateo Musacchio jadi andalan, diapit dua bek sayap penuh energi. Para pemain Villarreal rata-rata punya kreativitas tinggi saat membongkar pertahanan lawan. Meskipun tidak mencolok, Villarreal sering kalah dalam penguasaan bola tetapi kelemahan ini ditutup kolektivitas, pergerakan efektif, dan akurasi umpan yang mencapai 77 persen. Hasilnya? Sebanyak 15 dari 20 gol yang tercipta musim ini berasal dari open play, hanya satu dihasilkan dari set-piece.
Pemain kunci. Giovani dos Santos. Enam gol, tiga assist plus 12 key pass dari 12 pertandingan sudah lebih dari cukup menjadi bukti keputusan manajemen Villarreal mendatangkan pemain Meksiko ini sesuai dengan karakter tim yang tengah dibangun Marcelino. Layak masuk catatan, tiga kekalahan yang diderita Villarreal terjadi ketika penyerang serbaguna ini tampil di bawah standar atau pergerakannya sukses diisolasi bek lawan.
Prediksi. Konsistensi dan motivasi selalu jadi masalah bagi tim promosi. Semangat di awal kompetisi, biasanya mereka kehabisan bensin jelang pertengahan bahkan kedodoran di akhir kompetisi. Meski demikian Villarreal punya modal bagus mengingat rata-rata usia skuat yang terbilang muda. Si Kapal Selam Kuning juga perlu memperhatikan pembenahan di sektor pertahanan. Andai kata konsistensi bisa didapat bahkan disempurnakan dengan keberhasilan klub menggali potensi terbaik para pemain muda, tiket ke Liga Champions atau minimal Liga Europa bukan mustahil bisa disambar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar