Saat Bayern Munich menjuarai Liga Champions 2001, tercipta sebuah momen spesial.
Setelah menundukkan Valencia lewat adu penalti pada partai puncak di San Siro, para pemain Bayern merayakan keberhasilan mereka menjadi juara. Namun, sang kiper Oliver Kahn melakukan hal yang berbeda.
Kala rekan-rekannya langsung bersuka cita, Kahn, yang dikenal sebagai sosok keras dan tanpa kompromi di atas lapangan, justru berjalan ke arah Santiago Canizares. Kahn mencoba menenangkan kiper Valencia itu, yang tampak sangat terpukul karena gagal membantu timnya meraih kemenangan di laga pemungkas.
Moment of sympathy tersebut membuat Kahn menerima fair play awarddari UEFA, trofi yang dengan bangga dia simpan sebagai bagian dari semua koleksinya.
2. Jersey Di Stefano Untuk Eusebio
Di final European Cup 1962, Benfica membukukan kemenangan mengesankan 5-3 atas Real Madrid.
Madrid sempat unggul 3-2, tapi dua gol sensasional youngster Eusebiosanggup memutarbalikkan keadaan dan membawa Benfica ke tangga juara.
Pada akhir laga, Alfredo Di Stefano memberikan jersey-nya kepada Eusobio, sebuah bentuk pengakuan terhadap sang calon bintang.
Eusebio kemudian pernah mengatakan, melalui wawancara dengan Four Four Two, bahwa mengalahkan Madrid dan Di Stefano merupakan momen paling spesial dalam kariernya. Dia juga menuturkan, menerima jerseydari Di Stefano adalah sebuah kehormatan yang sangat besar baginya.
3. Petrov Kembali ke Villa Park
Bulan Maret tahun lalu, gelandang kesayangan publik Aston Villa, Stiliyan Petrov, didiagnosa menderita leukemia akut.
Sejak itu, pemain Bulgaria tersebut meninggalkan Villa demi berkonsentrasi menyembuhkan penyakitnya.
Saat kembali ke Villa Park untuk menyaksikan Villa menghadapi Chelsea, para suporter memberi Petrov standing ovation di menit ke-19, angka yang merupakan nomor punggungnya.
Hingga kini tradisi itu tetap dijaga, bahkan para suporter lawan juga ikut serta. Sebuah bukti bahwa kesehatan seseorang jauh lebih penting daripada rivalitas.
4. Bersatunya Bilbao dan Sociedad
Athletic Bilbao dan Real Sociedad memiliki sejarah rivalitas yang panjang.
Dua klub Basque itu selalu bersaing sengit demi menjadi yang terbaik. Namun, pada tahun 1976, mereka bersatu demi satu tujuan yang sama, sebuah kebebasan.
Saat itu, Spanyol masih diselimuti mendung bernama fasisme. Berbicara memakai bahasa Basque atau Catalan, bahkan mengibarkan bendera dua wilayah tersebut, adalah sesuatu yang ilegal.
Akan tetapi, itulah yang dilakukan oleh para pemain Bilbao dan Sociedad dalam pertemuan pertama mereka di musim 1976/77 silam. Mereka masuk ke lapangan dengan bendera Basque dan mendapatkan sambutan meriah serta mengharukan dari seluruh penonton yang hadir di stadion.
Dua klub Basque itu selalu bersaing sengit demi menjadi yang terbaik. Namun, pada tahun 1976, mereka bersatu demi satu tujuan yang sama, sebuah kebebasan.
Saat itu, Spanyol masih diselimuti mendung bernama fasisme. Berbicara memakai bahasa Basque atau Catalan, bahkan mengibarkan bendera dua wilayah tersebut, adalah sesuatu yang ilegal.
Akan tetapi, itulah yang dilakukan oleh para pemain Bilbao dan Sociedad dalam pertemuan pertama mereka di musim 1976/77 silam. Mereka masuk ke lapangan dengan bendera Basque dan mendapatkan sambutan meriah serta mengharukan dari seluruh penonton yang hadir di stadion.
5. Comeback Abidal
Pada Maret 2011, bek Barcelona Eric Abidal didiagnosa menderita tumor hati dan harus dioperasi.
Sebelum bertarung di babak 16 besar Liga Champions, para pemain Real Madrid dan Lyon masuk lapangan dengan mengenakan kaus bertuliskanAnimo Abidal (cepat sembuh Abidal). Pesan yang sama juga terpampang di layar raksasa Santiago Bernabeu.
Sebelum bertarung di babak 16 besar Liga Champions, para pemain Real Madrid dan Lyon masuk lapangan dengan mengenakan kaus bertuliskanAnimo Abidal (cepat sembuh Abidal). Pesan yang sama juga terpampang di layar raksasa Santiago Bernabeu.
Dua bulan pascaoperasi, Abidal kembali dan bermain penuh saat Barcelona mengalahkan Manchester United 3-1 di final Liga Champions. Sebagai bentuk penghargaan atas perjuangan Abidal,Carles Puyol menyerahkan ban kapten kepadanya dan memberi kesempatan kepada sang pemain Prancis untuk mengangkat trofi di hadapan 85.000 penonton Wembley.
6. Jimmy Glass Selamatkan Carlisle United
Waktu sudah hampir habis pada laga penutup musim dan Carlisle United butuh satu gol untuk bertahan di Football League. Lalu, muncullah seorang pahlawan tak terduga.
Carlisle masih imbang 1-1 melawan Plymouth ketika laga sudah memasuki masa injury time. Dalam sebuah situasi corner, Jimmy Glass, yang notabene kiper pinjaman waktu itu, ikut maju dan berhasil mencetak gol dramatis penentu kemenangan sekaligus memastikan timnya lolos dari degradasi.
Sedetik setelah gol tersebut, para suporter menghambur masuk ke dalam lapangan dan 'menyerbu' Glass sang pahlawan.
Glass menyebut momen itu sebagai yang paling hebat dalam hidupnya.
Carlisle masih imbang 1-1 melawan Plymouth ketika laga sudah memasuki masa injury time. Dalam sebuah situasi corner, Jimmy Glass, yang notabene kiper pinjaman waktu itu, ikut maju dan berhasil mencetak gol dramatis penentu kemenangan sekaligus memastikan timnya lolos dari degradasi.
Sedetik setelah gol tersebut, para suporter menghambur masuk ke dalam lapangan dan 'menyerbu' Glass sang pahlawan.
Glass menyebut momen itu sebagai yang paling hebat dalam hidupnya.
7. Muamba Kembali Dari Kematian
17 Maret 2012, mereka yang menyaksikan pemain Bolton Fabrice Muamba kolaps di lapangan dalam pertandingan Piala FA melawan tuan rumah Tottenham pasti merasa keberhasilannya bertahan hidup sebagai sebuah keajaiban.
Di tengah laga, gelandang Bolton itu jatuh tak sadarkan diri dan jantungnya bahkan berhenti selama 78 menit.
Muamba terselamatkan berkat peran besar staf medis Tottenham dan seorang spesialis jantung yang kebetulan sedang menonton di tribun.
Ketika diumumkan bahwa Muamba sembuh pada 16 April, publik sepak bola pun merasa lega.
Pada 2 Mei, Muamba kembali ke Reebok Stadium untuk menghadiri laga Bolton kontra Tottenham. Dia masuk ke lapangan sebelum kick-off dan mendapatkan sambutan hangat dari semua orang di arena.
Di tengah laga, gelandang Bolton itu jatuh tak sadarkan diri dan jantungnya bahkan berhenti selama 78 menit.
Muamba terselamatkan berkat peran besar staf medis Tottenham dan seorang spesialis jantung yang kebetulan sedang menonton di tribun.
Ketika diumumkan bahwa Muamba sembuh pada 16 April, publik sepak bola pun merasa lega.
Pada 2 Mei, Muamba kembali ke Reebok Stadium untuk menghadiri laga Bolton kontra Tottenham. Dia masuk ke lapangan sebelum kick-off dan mendapatkan sambutan hangat dari semua orang di arena.
8. Matt Busby Angkat Trofi European Cup
Satu dekade setelah mengalami Munich Air Disaster yang merenggut nyawa tujuh pemainnya, Manchester United memenangi trofi paling bergengsi di Eropa.
Matt Busby, salah satu manajer dengan masa pengabdian terlama di United dan korban selamat dalam tragedi tersebut, sukses mengarsiteki kebangkitan kembali Red Devils.
Ketika mengangkat trofi European Cup pada tahun 1968, dia tak bisa melupakan para pemain yang sudah pergi mendahuluinya.
Kemenangan tersebut menjadi sebuah bentuk penghargaan yang sangat spesial bagi mereka.
Matt Busby, salah satu manajer dengan masa pengabdian terlama di United dan korban selamat dalam tragedi tersebut, sukses mengarsiteki kebangkitan kembali Red Devils.
Ketika mengangkat trofi European Cup pada tahun 1968, dia tak bisa melupakan para pemain yang sudah pergi mendahuluinya.
Kemenangan tersebut menjadi sebuah bentuk penghargaan yang sangat spesial bagi mereka.
9. Comeback Goal Eduardo
Patah kaki yang menimpa Eduardo pada Februari 2008 sempat diyakini bakal memaksanya mundur dari sepak bola.
Namun, hampir setahun berselang, forward Arsenal itu mengakhiri penantian panjangnya dengan kembali ke skuad The Gunners untuk laga Piala FA melawan Cardiff City.
Comeback itu ditandai Eduardo dengan mencetak satu gol di menit ke-20, sebuah gol yang membuat dia dan para suporter Arsenal diliputi suasana emosional.
Kini, meski sudah pindah klub, Eduardo tetap menjadi salah satu idola di Emirates Stadium.
Namun, hampir setahun berselang, forward Arsenal itu mengakhiri penantian panjangnya dengan kembali ke skuad The Gunners untuk laga Piala FA melawan Cardiff City.
Comeback itu ditandai Eduardo dengan mencetak satu gol di menit ke-20, sebuah gol yang membuat dia dan para suporter Arsenal diliputi suasana emosional.
Kini, meski sudah pindah klub, Eduardo tetap menjadi salah satu idola di Emirates Stadium.
10. Dari Iniesta Untuk Jarque
Setelah mencetak gol kemenangan Spanyol atas Belanda di final Piala Dunia 2010, Andres Iniesta melakukan sebuah selebrasi tak terlupakan.
Gelandang La Furia Roja itu melepas jersey-nya untuk menunjukkan pesan yang berbunyi "Dani Jarque: siempre con nosotros" atau "Dani Jarque: selalu bersama kami."
Gelandang La Furia Roja itu melepas jersey-nya untuk menunjukkan pesan yang berbunyi "Dani Jarque: siempre con nosotros" atau "Dani Jarque: selalu bersama kami."
Dani Jarque adalah teman baik Iniesta dan kapten Espanyol, rival sekota Barcelona, klub Iniesta, yang meninggal dunia akibat serangan jantung saat mengikuti pramusim pada tahun 2009.
Ketika Barcelona melawat ke markas Espanyol, para suporter tuan rumah pun sampai mengesampingkan rivalitas demi memberi standing ovationuntuk Iniesta.
Ketika Barcelona melawat ke markas Espanyol, para suporter tuan rumah pun sampai mengesampingkan rivalitas demi memberi standing ovationuntuk Iniesta.
Gracias, Iniesta...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar