Senin, 24 Juni 2013

20 Film Jepang Terbaik Yang Wajib Ditonton Part 2


11. 13 ASSASSINS / JUSAN-NIN NO SHIKAKU (2010)

Director : Takashi Miike
Writer : Kaneo Ikegami (based on a screenplay by), Daisuke Tengan (screenplay)
Stars : Kôji Yakusho, Takayuki Yamada and Yûsuke Iseya


Review : Di era pemerintahan Shogun Jepang 23 tahun sebelum berakhirnya era shogun terakhir Tokugawa, berkuasalah seorang Lord Matsudaira Naritsugu (Gorô Inagaki) adik Shogun Naritsugu penguasa klan Akashi yang terkenal kejam kepada rakyatnya. di masa yang genting tersebut seorang Samurai bernama Shinzaemon (Kôji Yakusho) diminta melakukan sebuah misi rahasia, yaitu membunuh Narigutsu. Untuk mengambil nyawa seorang Narigutsu tidaklah mudah, karena ia di lindungi oleh banyak pasukan samurai, selain itu ada seorang teman Shinzaemon, Hanbei (Masachika Ichimura) yang pernah satu dojo dengannya. Apakah ini misi bunuh diri?

Kesan : Takashi Miike? Oh inikan sutradara film Ichi The Killer pernah saya tonton, langsung terbayang film ini di penuhi adegan berdarah-darah. Itu ekspektasi saya saat melihat film ini. Setelah ditonton ternyata semua ekspektasi saya terbantahkan.
Dimulai dengan satu jam pertama di film ini Miike menyuguhkan drama yang menaikan tensi penonton penuh polemik dan kasat-kusut para samurai, mulai dari masalah kesetiaan sampai penghianatan. 
Lord Naritsugu Matsudaira: Once I’m on the Shogun’s council, let’s bring the age of war
Setidaknya tidak butuh waktu lama untuk bisa menyaksikan adegan pertarungan keroyokan ala Takashi Miike, setengah film sampai akhir akan menjadi angin topan yang menerpa penontonnya,  di tahun 2011 ini film 13 Assassin mempunyai adegan pertarungan paling epik yang pernah gw tonton, tensi pertarungannya benar-benar terjaga mengingatkan saya pada film jadul samurai seven karya master Akira Kurosawa hampir semua karakternya mempunyai chemistry yang sama. Recommended banget lah buat penggemar film epic, trust me.:)



12. DEPARTURES / OKURIBITO (2008)

Director : Yôjirô Takita
Writer : Kundô Koyama
Stars : Masahiro Motoki, Ryôko Hirosue and Tsutomu Yamazaki


Review : Daigo Kobayashi (Masahiro Motoki) adalah seorang pemain cello sebuah orkestra yang harus melupakan mimpinya sebagai pemain cello professional dikarenakan orkestranya tersebut harus gulung tikar. Daigo bersama istrinya (Ryôko Hirosue) akhirnya memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya untuk memulai sesuatu yg baru. Tanpa disengaja disini Daigo menemukan pekerjaan yg tidak ia duga sebelumnya, pekerajaan sebagai Nokanshi atau encoffineer atau pemandi dan perias jenasah yg dipersiapkan untuk dikremasi dalam perjalanan ke kehidupan selanjutnya. Semudah itukah ?

Kesan : Okuribito/Departures menurut saya adalah film Jepang terbaik di tahun 2008, memang gak salah film ini menang Oscar untuk film berbahasa asing terbaik. Walaupun cerita yg diangkat bertema kematian, namun kematian disini digambarkan dengan indah, penuh kelembutan dan penuh dengan emosi, diiringi dengan music score yang sangat menyentuh khas film-film drama Jepang yg mampu menambah makna film ini.
Kita diajak melihat bagaimana pekerjaan sebagai Nokanshi bukanlah seburuk seperti yang dibayangkan, Nokanshi dilakukan dengan penuh perasaan dan memliki seni tersendiri, sampai-sampai kita bahkan tidak bisa melihat bagian tubuh (kecuali Kepala) yang dimandikan, padahal hal tersebut dilakukan didepan banyak orang. 
Disamping itu kita juga diajak melihat perjalanan seorang Daigo dalam mencari jati dirinya dan berdamai dengan masa lalunya bersama istrinya yg setia. Overall  film yang wajib untuk ditonton bagi penggemar film-film drama berkualitas tinggi. :)



13. DEATH NOTE "FIRST NAME" & "LAST NAME" (2006)

Director : Shûsuke Kaneko
Writer : Tsugumi Ohba (comic), Takeshi Obata (comic), and Tetsuya Oishi (screenplay)
Stars : Tatsuya Fujiwara, Takeshi Kaga, Erika Toda and Shidô Nakamura


Review : Light Yagami (Tatsuya Fujiwara) adalah seorang murid sma berumur 17 tahun yang sangat pandai. Suatu hari dia menemukan death note (dan seketika dia dapat melihat shinigami pemilik death note tersebut). Setelah dijelaskan kegunaannya (tuliskan nama orang, maka dia akan mati sesuai keinginanmu), Light akhirnya memutuskan untuk membunuh semua penjahat di dunia ini untuk menciptakan sebuah 'dunia baru' yang damai dan tentram. Semudah itukah ?
Tidak, pihak kepolisian sudah menggunakan berbagai cara untuk menangkap pembunuhan yang semuanya berhasil di di gagalkan oleh Light. Hingga akhirnya detective terhebat saat itu berinisial L (Ken'ichi Matsuyama) pun turun tangan. Akankah Light berhasil menjadi 'Dewa di dunia baru' ?

Kesan : Apakah sebenarnya makna keadilan itu ? 
Ketika satu pihak berprinsip "Aku cukup sadar jika membunuh orang adalah kejahatan itu sendiri! Namun, dalam hal itu, inilah satu-satunya cara untuk membuat semua hal benar! Aku berpikir ke diriku sendiri jika suatu hari orang-orang akan sadar ini ini cukup, dan menganggapnya sebagai aksi keadilan" dan satu pihak berprinsip "Bukan perkara bagaimana kau menggunakanya, semua yang didapat dari membunuh orang tidak akan membawa kebahagiaan sebenarnya" dan kedua-duanya mengatas namakan keadilan.
Dalam film garapan Shûsuke Kaneko ini adrenalin dan idealisme kita seakan-akan "dikocok-kocok" oleh pertarungan antara Yagami Light dan L, dua orang super jenius, antara super villian dan super detective, antara kegelapan dan cahaya, antara keadilan dan keadilan, bagaikan melihat dua orang duduk bermain catur, sedikit saja melakukan kesalahan checkmate!!  Bukan hanya dari segi cerita yang memukau, tetapi akting keduanya begitu dinamis, belum lagi pemeran Misa-chan (Erika Toda) dan Souichiro Yagami (Takeshi Kaga) yang cukup tragis.
L Lawliet saysLet's show him, that the good guys always win, Justice will prevail no matter what !!
Layaknya film detektif pada umumnya, penonton diajak duduk terdiam menantikan lebih banyak kejutan dan apa yang akan terjadi selanjutnya. Karakteristik tokoh dan prinsipnya, mencerminkan realitas dari idealisme kita sendiri. Ya kita bisa sejahat iblis dan sebijaksana malaikat. Plot sederhana namun begitu kompleks. Yang benar-benar membuat menarik adalah keseluruhan dari cerita Deathnote itu sendiri, tanggung jawab, pilihan, pengorbanan demi keyakinan seseorang dan moral. Ini semacam film yang mengajak anda berfikir dan merenungi hingga akhirnya menyerap cerita dan membiarkan diri terhibur. Bila anda suka tipe film seperti Sherlock Holmess, Raven dan film detektif lainnya, maka film direkomendasikan untuk anda. :)



14. LOVE EXPOSURE / AI NO MUKIDASHI (2008)

Director : Shion Sono
Writer : Shion Sono (screenplay), Shion Sono (story)
Stars : Takahiro Nishijima, Hikari Mitsushima and Sakura Andô


Review : Yu (Takahiro Nishijima) hidup di keluarga penganut kristen taat. Saat ibunya meninggal, ayahnya, Tetsu, menjadi pendeta. Seorang perempuan lain, Kaori, datang dan menjadi kekasih ayahnya. Mereka berdua diam-diam menjalin hubungan sampai Kaori bosan dan meninggalkan Tetsu. Depresi, Tetsu memaksa Yu mengaku dosa setiap hari. Yu yang sebenarnya anak baik-baik terpaksa melakukan tindakan tak terpuji agar bisa mengaku dosa pada ayahnya. Yu pun berguru pada master panties-hentai bagaimana mengambil foto celana dalam wanita secara profesional. Sampai ia bertemu dengan Yoko (Hikari Matsushima) dan Aya Koike (Sakura Andô).

Kesan : Ini film jepang dengan durasi paling panjang yang pernah saya tonton, total durasinya 4 jam meeen!! Belum lagi sutradaranya cukup membuat bulu kuduk merinding, ya Shion Sono dengan kenangan film edannya Suicide Club (2001), Noriko's Dinner Table (2005), sama Exte: Hair Extensions (2007). 4 Jam di hajar ama film macem begitu, bisa-bisa gak doyam makan 1 minggu saya.
Nyatanya, film ini ternyata lucu sekaligus rada ecchi :P. Backsound dan soundtracknya pun mendukung, musik-musik bernuansa ceria mengalun menghiasi scene-scene konyol saat Yu tersenyum puas setelah berbuat buruk demi menyenangkan hati ayahnya (dia dimarahin kalo bilang 'I don't do sinful thing today'). Yang saya rasain selama nonton film ini ketawa, frustasi, takut, jijik, terpesona, sekaligus nangis. Empat jam tidak terasa membosankan karena alur filmnya cukup cepat. Belum lagi ada si cantik Hikari Matsushima memang aktris yang berbakat. di beberapa film dengan peran yang berbeda-beda, jadi anak baik, guru TK, berandalan, istri dan semuanya bagus.
Love Exposure mengajak kita melihat satu cerita dari beberapa chapter dengan sudut pandang dan narasi dari orang yang berbeda. Empat jam yang luar biasa. Saya berkali-kali bergumam 'edan' sambil menggeleng-geleng melihat karya Sion Sono ini. Gila emang ni orang, bisa aja kepikiran cerita aneh absurd kaya gini.



15. CROWS ZERO 1 & 2 (2007 & 2009)

Director : Takashi Miike
Writer : Hiroshi Takahashi (comic), Shôgo Mutô (screenplay)
Stars : Shun Oguri, Kyôsuke Yabe and Takayuki Yamada


Review : Berawal dari salah satu SMA di Jepang yaitu SMA Suzuran yang terkenal akan anak-anaknya yang brandal. Bahkan dalam satu sekolahpun mereka berkelahi untuk mendapatkan kekuasaan dan menunjukkan siapa yang terkuat di sekolah itu. Pada saat tahun ajaran baru , munculah seorang anak Yakuza bernama Genji Takiya (Shun Oguri) yang juga berusaha mencapai puncak kekuasaan di Suzuran , ia berambisi membuktikan kepada ayahnya bahwa ia akan menyatukan 3 generasi suzuran dibawah namanya, yang selama ini belum pernah ada yang mencapainya. Akhirnya dengan bantuan seorang yakuza medioker, Ken Katagiri (Kyôsuke Yabe) , Genji mulai mencoba mengumpulkan kekuatan dari nol untuk akhirnya menantang sang senior Tamao Serizawa (Takayuki Yamada) yang saat itu adalah orang paling berkuasa di Suzuran.

Kesan : Inget film ini penuh dengan adegan-adegan perkelahian, tinju, dan darah. Jujur aja saat pertama saya nonton film ini with my sister, dia bilang ini film sampah gak berbobot dan gak berpengaruh buruk untuk anak-anak. Sejenak saya setuju, tapi setelah itu adu argumen antara kami berdua terjadi. Ya sudahlah jadi out of topic ya..:P
Back to topic, jujur ya scene perkelahian dalam film ini sangat enak untuk ditonton. Mungkin karena pada saat berkelahi , murid-murid Suzuran ini semuanya memakai tangan kosong jadinya feel of fight nya kerasa banget (laki bangeet meen!!). Di point ini saya setuju sama my sister klo film ini berpengaruh buruk untuk anak-anak. Tetapi buat yang bisa melihatnya dari sisi lain , film yang diangkat dari salah satu serial manga di Jepang ini menujukkan harga diri, respek, dan mimpi. Ketiga hal tersebut sangat ditekankan oleh sang sutradara dan ditampilkan dengan sangat baik oleh karakter-karakter yang ada di film ini. Dan satu hal lagi yang selalu hampir ada di semua film Jepang bergenre serupa, film ini juga menunjukkan ikatan persahabatan yang sangat erat.
Settingnya pun sangat meyakinkan. Mulai dari sekolah penuh dengan coretan dimana-mana, kelas-kelas dengan kaca yang pecah sampai anak-anak berdandan punk yang bergerombol sesuai gengnya masing-masing. Lalu dari akting para pemerannya saat melakukan perkelahian juga terasa beneran lagi berkelahi. Mungkin para pemerannya udah ditraining dulu buat berkelahi lawan yakuza beneran kali ya.
Genji Takiya "When you compare them to the poor caged birds that have forgotten to fly,crows are much better, being a Crow is good enough for me."
Hal menarik lainnya dari film yang disutradarai oleh Takashi Miike (you again, damn you!!) ini adalah selain oleh adegan-adegan perkelahian brutalnya , di film ini juga digambarkan bagaimana sebuah struktur yang rapih dari sebuah geng dan bagaimana keberjalanan dari geng itu disamping di saat mereka berkelahi. Buat para anak muda ataupun buat yang masih ngerasa muda yang semangatnya pernah berapi-api , silakan dicoba deh nonton film ini . Kecuali anak-anak dibawah umur dan cewe dan cowo lemah hati loh..hahaha :)




16. A STRANGER OF MINE / UNMEI JANAI HITO (2005)

Director Kenji Uchida
Writer : Kenji Uchida
Stars : Yasuhi Nakamura, Reika Kirishima and Sô Yamanaka


Review : Berawal pada Jum’at malam yang panjang, ketika Takeshi Miyata (Yasuhi Nakamura),  pekerja kerah putih yang sedang patah hati setelah ditinggal pergi kekasihnya 6 bulan lalu diajak bertemu di sebuah restoran oleh sahabatnya, Yusuke Kanda (Sō Yamanaka) yang juga bekerja sebagai seorang detektif swasta. Di tempat itu dalam rangka menghibur sahabatnya, Yusuke kemudian mempertemukan Miyata kepada seorang wanita asing (Reika Kirishima) yang tepat duduk di meja belakangnya. Disini puzzle jum'at malam yang panjang ini mulai dirangkai, apa yang sebenernya terjadi pada malam itu?

Kesan : Selama ini saya mengira hanya nama-nama besar macam Christopher Nolan, Quentine Tarantino atau Gaspar Noé saja yang mampu memukau saya dengan pengunaan non-linear/twisted plot nya yang tidak lazim itu, tapi rupanya masih ada satu orang sutradara lagi. Ia jelas tidak setenar nama-nama diatas, hanya seorang sutradara yang baru menghasilkan dua film, ia adalah Kenji Uchida. Ya, untuk seorang sutradara ‘kecil’, Uchida mampu menghadirkan hal ‘besar’ seperti yang sudah dilakukan ketiga sutradara handal diatas, bedanya disini sineas Jepang ini menerapkan teknik penceritaan rumit itu dengan lebih sederhana, lebih santai dan yang pasti jauh lebih menghibur ketimbang Memento, Pulp Fiction atau Irréversible karena dari awal A Stranger of Mine memang sudah memposisikan dirinya sebagai komedi satir / black comedy lengkap dengan segala guyonan-guyonan segar, romansa manis dan karakter-karakternya yang unik.
Banyak kejutan-kejutan luar biasa tidak terduga sudah menunggu kita selanjutnya, atau dengan kata lain buang segala pikiran anda yang menganggap bahwa ini adalah sebuah film romantis, karena ketika film ini kemudian bergerak  non linear secara terbalik (baca: mundur) dan berkembang kemana-mana dengan sangat dinamis dan masuk akal itulah yang menjadi nilai lebih dari A Stranger of Mine. Setiap bagiannya di rajut rapi oleh Uchida, setiap kejadian hanya berlangsung dalam rentang satu malam, mempertemukan kita dengan karakter-karakter utama lain, melihat kisah ini dari berbagai sudut pandang berbeda (sudut kamerea berbeda juga) tidak hanya dari posisi bujangan pecundang, dan detektif mata duitan diatas, sebut saja seorang wanita depresi, penipu cantik, dan bos Yakuza. Kehadiran mereka semua lengkap dengan segala tujuan masing-masing jelas secara tidak langsung selain memberi warna film ini,  di sisi lain mereka juga bertanggung jawab untuk mengaitkan setiap segmennya, menjadikan sebuah hubungan sebab akibat, membentuk sebuah keutuhan cerita drama komedi satir romantis yang hebat, menghibur dan juga pintar.
Buat saya menemukan A Stranger of Mine seperti menemukan harta karun terpendam karena jujur saja film ini direkomendasikan oleh teman saya setelah saya menyepelekannya setelah melihat situs sebesar IMDB pun, tidak banyak users yang mengulasnya, tapi jangan salah jika berbicara soal plot atau bagaimana film ini bercerita sepanjang menit, anda mungkin akan sepakat dengan saya untuk mengatakan bahwa Kenji Uchida adalah seorang jenius. Tonton deh..


17. MEMORIES OF MATSUKO (2006) 

Director Tetsuya Nakashima
Writer : Tetsuya Nakashima (screenplay), Muneki Yamada (novel)
Stars : Miki Nakatani, Eita and Yûsuke Iseya


Review : Dimulai dari narasi seorang pemuda bernama Sho Kawajiri (Eita), seseorang yang hidupnya terlihat tidak berguna sama sekali. Kabur dari rumah dua tahun yang lalu dengan tujuan untuk menjadi musisi, namun rencananya tidak berjalan sesuai keinginan. Keluar dari band-nya, diputuskan oleh pacarnya yang terang-terangan mengatakan bahwa “hidup bersamanya benar-benar membosankan”, membuat hidupnya terlihat benar-benar menyedihkan. Tidak ada hal yang dilakukannya selain menonton adult video di kamarnya yang sangat berantakan. Lalu tiba-tiba, setelah dua tahun tidak berhubungan dengan keluarganya, ia tiba-tiba kedatangan ayahnya (Kagawa Teruyuki), yang mengabari bahwa bibinya yang bernama Matsuko Kawajiri (Miki Nakatani) telah meninggal dunia karena dibunuh di sebuah taman entah oleh siapa. Sebelumnya Sho tidak pernah tahu bahwa dia memiliki seorang bibi bernama Matsuko. Ayahnya pun menjelaskan, bahwa Matsuko sudah puluhan tahun tidak berhubungan dengan keluarga mereka. “Her life was meaningless,” kata ayahnya. Ayahnya kemudian meminta Sho untuk membersihkan apartemen yang merupakan tempat tinggal Matsuko dulu. Dan datanglah Sho ke apartemen tersebut, apartemen yang dipenuhi sampah, dan menemukan beberapa hal yang membuatnya penasaran, seperti apakah bibinya tersebut? Seperti apakah kehidupannya yang menurut ayahnya “meaningless” tersebut?

Kesan : Memories of Matsuko telah mengenalkan saya pada sutradara Jepang, Tetsuya Nakashima, berusia 52 tahun ini. Yup, Film drama produksi 2006 itu memang  karya luar biasa yang sukses mengombang-ambingkan emosi penontonnya dalam sebuah kisah super depresif yang terbungkus rapi dalam keindahan visual menawan penuh warna-warni cerah.
Memories of Matsuko bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Matsuko Kawajiri (Miki Nakatani), diceritakan dengan musikal dan sedikit komedi (tragicomedy). Film tentang betapa mudahnya hidup seseorang bisa berubah arah saat kita mengambil keputusan tertentu. Tapi Matsuko, dia bukan contoh karakter panutan. Sering kali ia salah jalan dan bersikap egois. Tapi dia hanya ingin membawa kebahagiaan untuk orang lain. Matsuko hanya ingin membuat orang lain bahagia, namun sayangnya hal tersebut malah lebih sering berbuntut pada kemalangan. Ada satu quote bagus yang diucapkan oleh mantan pacar Sho: “A life isn’t valued by what one receives. But by what one gives.” Dan seperti itulah Matsuko, hidupnya mungkin terlihat meaningless karena ia lebih sering mendapat penderitaan dibanding kebahagiaan. Tapi di luar itu ia telah memberikan kebahagiaan kepada banyak orang di sekitarnya, meskipun mungkin tanpa disadari.
Kesimpulannya, Memories of Matsuko bukanlah film biasa. Ini adalah film yang sangat bagus. Cerita, visual, musik, serta akting yang gemilang dari para pemainnya, terutama Miki Nakatani sang pemeran Matsuko, yang lewat film ini meraih penghargaan pada kategori Best Actress di Asian Film Awards 2007, membuat film ini sangat layak ditonton. Siap-siap tersenyum lalu sedih, tersenyum lagi, sedih lagi berulang ketika menonton film ini! Layaknya melihat sebuah roda kehidupan dari seseorang yg selalu berputar.


18. DETROIT METAL CITY / DETOROITO METARU SHITI (2008) 

Director Toshio Lee
Writer : Kiminori Wakasugi (manga), Mika Ohmori (adaptation)
Stars : Ken'ichi Matsuyama, Yoshihiko Hosoda and Ryûji Akiyama


Review : Negishi (Ken'ichi Matsuyama) adalah pria muda dari desa yang sikapnya lugu dan lemah lembut. Dia memutuskan pindah ke Tokyo karena diterima kuliah di Universitas Tokyo dan karena ia ingin mengejar impiannya sebagai seorang penyanyi pop terkenal melalui lagu-lagu yang di ciptakan. Tapi apa yang terjadi setelah dia lulus kuliah?

Kesan :  Negishi : ”NO MUSIC NO DREAM”. Motto inilah yang mengantarkannya ke jalur musik yang justru sangat sangat berbeda dengan jalur musik yang diharapkannya. Jalur musik apaan tuh? Pop, Jazz, atau Dangdut? Itulah power dari film ini, saya lumayan berhasil dibikin ngakak oleh akting Kenichi Matsuyama di film ini. Salut sama perpindahan karakter dia dari Negishi ke Krauser dan juga sebaliknya, karakter mereka bener-bener kayak orang yang berbeda. Oh iya tiap Negishi nyanyi dan goyang-goyang selalu bikin saya pengen ketawa, ekspresinya itu looooooh. Buang jauh-jauh bayangan karakter L di film Death Note yang udah sangat melekat pada Kenichi dari kepala anda. Yang jelas, film ini saya nilai menghibur banget. Musik-musiknya bagus (bahkan lagunya Nageshi yang di film di ceritakan kacangan sebenernya enak di denger!), campuran dan pemotongan ceritanya juga terasa pas. Oh iya, ada Gene Simmons sebagai cameo lho... Seru khan? Bergaransi ngakak..hahaha :)


19. FISH STORY (2009) 



Director : Yoshihiro Nakamura
Writer : Kotaro Isaka (based upon the novel), Tamio Hayashi (screenplay)
Stars Takako Matsu, Yoshino Kimura and Masaki Okada

Review : Tahun 2012, ramalan yang menyebutkan akhir dari bumi dan umat manusia sudah mendekati kenyataan. Sebuah komet sudah bisa dilihat oleh mata kepala manusia, dan siap menabrak bumi. Beberapa jam sebelum komet tersebut sampai ke bumi, ada 3 orang yang sedang berada di sebuah toko CD. Dua orang di antaranya memiliki keyakinan bahwa bumi akan selamat, dan akan ada pembela keadilan yang akan menyelamatkan bumi dari kehancuran. Dalam toko tersebut, mereka mendengar sebuah lagu yang direkomendasikan oleh sang pemilik toko. Lagu dengan aliran punk tersebut berjudul “Fish Story” yang dibawakan oleh grup band punk bernama Gekirin 37 tahun lalu, satu tahun sebelum band Sex Pistols eksis dan memperkenalkan aliran musik punk pada dunia. Dan dari obrolan inilah terungkap harapan akan keselamatan dunia !!

Kesan : Kadang kita sering kali tidak menyadari, bahwa hal-hal kecil yang kita buat, yang dirasa sederhana dan tidak ada artinya, bisa menimbulkan pengaruh yang kuat kepada orang lain. Bahkan, hal kecil tersebut bisa saja menyelamatkan bumi dari kehancuran. Dalam film ini, hal kecil tersebut digambarkan dengan sebuah lagu punk. Ya, lagu punk ternyata bisa menyelamatkan dunia.
Lalu, bagaimana ceritanya sampai lagu “Fish Story” tersebut bisa menyelamatkan bumi? Yang perlu kamu lakukan hanya menontonnya. Awalnya mungkin kamu akan menganggap film ini sebagai film gak jelas, tapi ketika mencapai endingnya kamu akan merasakan sebuah sensasi yang sulit dideskripsikan. Begitu sampai akhir mungkin kamu akan berseru “DAMN! IT’S A GREAT MOVIE” dalam hati, seperti yang terjadi pada saya, dan langsung pengen mempromosikan film ini ke orang-orang. Kelebihan film ini adalah bagaimana kepiawaian sang sutradara menghubungkan cerita yang seolah-olah tidak nyambung tersebut. Dan menurut saya film ini benar-benar menghibur dan gak bikin stress. :P




20. KISARAGI  (2007) 



Director : Yûichi Satô
Writer : Yûichi Satô
Stars : Shun Oguri, Yûsuke Santamaria, Muga Tsukaji, Teruyuki Kagawa and Keisuke Koide

Review : Bertepatan dengan satu tahun setelah hari kematiannya itu, 5 orang fans berat Kisaragi Miki yang sebelumnya hanya saling berhubungan melalui internet mengadakan pertemuan dalam rangka mengenang idolanya tersebut. Lima orang tersebut adalah Iemoto (Shun Oguri), Yasuo (Tsukaji Muga), Snake (Koisuke Koide), Oda Yuuji (Yusuke Santamaria), Strawberry Girl (Teruyuki Kagawa). Kecuali Yasuo, semua nama tersebut merupakan nickname mereka di internet dan bukan nama asli mereka, tiba2 mereka membahas tentang kematian kisaragi ini (yg di berita mati karena bunuh diri). Akhirnya mereka ngerasa ada kejanggalan dalam kematiannya kisaragi ini, mereka curiga kalo Kisaragi di bunuh orang. Dan mereka mencoba buat flashback kejadian sebelum Kisaragi ini mati. Dan ternyata semuanya ternyata punya rahasia sendiri-sendiri tentang hubungannya dengan kematian si Kisaragi ini. And the story begin !!

Kesan : Bayangkan selama film berlangsung, kita hanya disuguhkan oleh obrolan kelima aktor diatas, dan hanya berkutat di satu tempat dan satu waktu saja. Ini pertama kalinya saya menonton sebuah film yang sebagian besar adegannya, dari awal sampai akhir, hanya berkutat di satu tempat  dan satu waktu saja. Apakah membosankan? Jelas tidak, bahkan Yûichi Satô membuat alur naik turun, berawal dari comedy, mendadak berubah jadi thriller, twisted hingga membuat saya tidak sedikitpun beranjak dari tempat duduk karena menantikan kejutan-kejutan kecil tak terduga yang semuanya merupakan kunci  dari penyebab kematian Kisaragi Miki. Untuk hal ini saya menyatakan salut pada penulis skenario-nya karena berhasil menyajikan skenario yang sangat cerdas dan menarik. Petunjuk-petunjuk yang dihasilkan melalui dialog-dialog karakternya berjalan dengan runtut dan tetap masuk akal, dan ketika kita dibawa pada bagian akhir, kita akan dibuat tersenyum lebar melihat penyelesaian dari kasus tersebut. 10 jempol juga untuk akting prima dan menghibur dari Shun Oguri, Yûsuke Santamaria, Muga Tsukaji, Teruyuki Kagawa and Keisuke Koide. Sama seperti ketika menonton Fish Story, endingnya memberikan saya kepuasan yang sangat besar. Ini adalah film yang tidak membosankan setelah ditonton berulang-ulang.  Tonton deh..

12 komentar:

  1. yah ga ada yg berlatar sekolah, saya sukanya yang kisah disekolah2 gitu kayak yamada taro/hanakimi :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ada kok, 700 days war, we vs police, lucu tuh

      Hapus
    2. Ada juga nih,liat dulu sinopsisnya http://48selamanya.blogspot.com/2013/08/sinopsis-i-give-my-first-love-to-you.html

      Hapus
    3. yg i give my first love to you bagus tuh filmnya (y)

      Hapus
  2. artikel ini kok kayaknya copas dari blog sini ya ??
    http://fnuswantoro.blogspot.com/2012/10/20-film-jepang-yang-wajibkudu-ditonton_26.html

    BalasHapus
    Balasan
    1. haha, iya, ada apa?

      nb: sorry lupa tulis sumbernya =D

      Hapus
  3. Death note bagus, soalnya ada L (kenichi matsuyama) ^^

    BalasHapus
  4. Bri film yg lucu kyk 700 days of battle us vs police judul ny apa an bro

    BalasHapus
  5. minta link downloadnya dong gan. ..

    BalasHapus
  6. Gan, ga ada yang kisah nyata sedih.? Seperti Hachiko atau ichi ritoru no namida ? Saya suka nya cerita asli melodrama

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya pernah menonton 1 Liter of Tears. Diangkat dari kisah nyata.

      Hapus
  7. Wah sarannya lebih bagus film jepang yang action di publikasikan, kan lumayan bagus...ini saran loh.. salam

    BalasHapus