Sabtu, 03 Agustus 2013

10 Pedang Paling Legendaris di Dunia

Pedang yang pertama kali dibuat oleh manusia berasal dari Zaman Perunggu, terbuat dari tembaga dan ditemukan di Harappan di Pakistan. Pada Abad Pertengahan, pedang dibuat dari besi dan baja, pada waktu itu pedang mulai diproduksi secara masal dan digunakan dalam pertempuran. Prajurit dilatih dengan ilmu pedang dan siap untuk pertempuran. Dalam sejarah, semua jenderal, raja, dan kaisar memiliki pedang pribadi yang dibuat dan diproduksi oleh pembuat pedang terkenal pada masanya. Berikut 10 Pedang Paling Terkenal di Dunia yang masih bertahan hingga hari ini.

1. Joyeuse



Charlemagne adalah seorang pria yang lahir sekitar tahun 742. Dia adalah salah satu penguasa terbesar dalam sejarah dunia dan menjadi Raja bangsa Frank pada 768. Pada tahun 800 ia dinobatkan sebagai Kaisar Romawi Suci, sebuah kedudukan yang ia pegang hingga akhir hayatnya. Dalam Kekaisaran Romawi Suci ia dikenal sebagai Charles I dan merupakan Kaisar Romawi Suci pertama. Selama masa hidupnya, Charlemagne memperluas kerajaan Frank menjadi sebuah kekaisaran, yang melingkupi sebagian besar Eropa Barat dan Eropa Tengah. Charlemagne dianggap sebagai bapak pendiri baik monarki Perancis dan Jerman, serta bapak Eropa.

Joyeuse adalah nama pedang pribadi Charlemagne. Saat ini, ada dua pedang yang dikaitkan dengan Joyeuse. Salah satunya adalah pedang yang disimpan di Weltliche Schatzkammer di Wina, sementara yang lain ditempatkan di Museum Louvre, Perancis. Pedang yang dipajang di Louvre diklaim sebagai pedang yang dibuat dari pedang asli Charlemagne. Pedang Charlemagne muncul dalam banyak legenda dan dokumen sejarah. Ada sebuah cerita dimana Charlemagne menggunakan Joyeuse untuk memenggal komandan Saracen, Corsuble, serta temannya yang seorang ksatria, Ogier the Dane. Setelah kematian Charlemagne, pedang itu dimiliki Basilika Saint Denis dan kemudian dibawa ke Louvre.

2. Honjo Masamune



Masamune adalah seorang pembuat pedang dari Jepang yang secara luas dianggap sebagai salah satu ahli pembuat senjata terbesar di dunia. Tidak diketahui dalam rentang waktu kapan Masamune hidup, tetapi ia dipercaya hidup antara tahun 1288-1328. Senjata buatan Masamune telah mencapai status legendaris selama berabad-abad. Dia menciptakan sebuah pedang yang dikenal sebagai "tachi" dan sebuah belati yang disebut dengan "tant". Pedang buatan Masamune memiliki reputasi yang kuat karena keindahan dan kualitasnya. Namun ia jarang menandai karya-karyanya, sehingga sulit untuk mengidentifikasi semua senjata buatannya.

Pedang buatan Masamune yang paling terkenal bernama Honjo Masamune. Pedang Honjo Masamune sangat penting karena mewakili Keshogunan selama periode Edo Jepang. Pedang ini diturunkan dari satu Shogun ke Shogun lain selama beberapa generasi. Pada tahun 1939 pedang ini dinobatkan sebagai harta kekayaan nasional Jepang, tetapi tetap merupakan milik keluarga Tokugawa. Pemilik terakhir yang diketahui dari Honjo Masamune adalah Tokugawa Iemasa. Selanjutnya Tokugawa Iemasa memberikan pedang ini beserta 14 pedang lainnya ke kantor polisi di Mejiro, Jepang, pada bulan Desember 1945. Tak lama kemudian pada bulan Januari 1946, polisi Mejiro memberikan pedang ini kepada Bimore Coldy (Sersan Kavaleri 7, tentara AS). Sejak saat itu, Honjo Masamune dinyatakan hilang dan keberadaan pedang ini masih menjadi misteri.

3. Zulfiqar



Zulfiqar adalah pedang kuno yang dimiliki oleh Ali bin Abi Thalib. Ali adalah sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW. Ia memerintah kekhalifahan Islam pada tahun 656-661. Dalam beberapa catatan sejarah, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memberikan pedang Zulfiqar pada Ali saat perang Uhud.

Ada pendapat yang bertentangan dalam bentuk pendang ini. Beberapa pendapat menggambarkan senjata ini berupa dua bilah pedang paralel, sementara yang lain menggambarkan Zulfiqar sebagai pedang berbentuk melengkung tradisional. Beberapa gambaran sejarah menggambarkan pedang ini memiliki ujung yang terpisah dan membentuk huruf V. Pedang ini masih dapat dijumpai hingga hari ini dan dimiliki oleh Imam Muhammad al-Mahdi.

4. Sword of Mercy



Sword of Mercy adalah pedang yang dulu milik oleh Edward the Confessor. Edward the Confessor adalah salah satu dari raja Anglo-Saxon terakhir Inggris sebelum Penaklukan Norman di tahun 1066. Ia memerintah sekitar tahun 1042-1066, pemerintahannya ditandai oleh runtuhnya kekuasaan kerajaan di Inggris. Tak lama setelah kematian Edward the Confessor, para Normandia mulai memperluas wilayah ke Inggris, yang dipimpin oleh William sang Penakluk.

Sword of Mercy adalah sebuah pedang yang telah patah. Pada tahun 1236, senjata itu diberi nama "curtana" dan sejak itu digunakan untuk upacara kerajaan. Cerita dibalik patahnya pedang ini tidak diketahui, tetapi sebuah mitos menceritaan bahwa ujung pedang ini dipatahkan oleh seorang malaikat untuk mencegah pembunuhan yang salah. Sword of Mercy kini adalah bagian dari Mahkota Permata Kerajaan Inggris dan merupakan salah satu dari lima pedang yang digunakan selama penobatan raja Inggris.

5. Pedang Napoleon



Di medan perang Napoleon selalu membawa pistol dan pedang. Ia memiliki banyak koleksi senjata dan artileri. Senjatanya adalah salah satu dari jenis terbaik karena dibuat dari bahan terbaik. Pada musim panas 2007, sebuah pedang bertahtakan emas yang dulunya milik Napoleon dilelang di Perancis dan terjual lebih dari $ 6.400.000 dolar. Pedang tersebut digunakan oleh Napoleon dalam pertempuran. Pada awal 1800-an, Napoleon memberikan pedang itu kepada saudaranya sebagai hadiah pernikahan. Pedang itu kemudian diwariskan dari generasi ke generasi, namun tidak pernah meninggalkan keluarga Bonaparte. Pada tahun 1978, pedang itu dinyatakan sebagai harta nasional Perancis.

6. Tizona



El Cid adalah seorang pria yang lahir sekitar tahun 1040 di Vivar, yang merupakan kota kecil sekitar enam mil utara Burgos, ibukota Castile. Kerajaan Castile adalah salah satu kerajaan abad pertengahan di Semenanjung Iberia. Selama masa hidupnya El Cid menjadi pemimpin militer yang sukses dan seorang diplomat ulung. Ia diangkat menjadi jendral besar tentara Alfonso VI dan menjadi pahlawan Spanyol. El Cid adalah aset raja paling berharga dalam perang melawan bangsa Moor. Dia adalah ahli strategi militer yang terampil dan ahli pedang yang sangat kuat.

El Cid memiliki pedang yang berbeda dalam hidupnya, tetapi dua yang paling terkenal adalah Colada dan Tizona. Tizona adalah sebuah pedang yang digunakan oleh El Cid untuk melawan bangsa Moor. Pedang ini merupakan salah satu peninggalan yang paling dihargai di Spanyol dan diyakini telah ditempa di Cordoba, Spanyol, walaupun mata pedangnya dibuat dari baja Damascus. Tizona memiliki panjang 103 cm dan berat 1,1 kg. Tizona saat ini dipajang di Museo de Burgos di Spanyol.

7. Pedang Wallace



William Wallace adalah seorang ksatria Skotlandia yang hidup pada tahun 1272-1305. Wallace dikenal sebagai pemimpin perlawanan terhadap Inggris selama Perang Kemerdekaan Skotlandia, yang dilancarkan pada akhir abad 13 dan awal 14. Pada tahun 1305, William Wallace ditangkap oleh Raja Edward I dari Inggris dan dieksekusi karena dianggap berkhianat. Hari ini William Wallace dikenang sebagai seorang patriot dan pahlawan nasional Skotlandia. Pedangnya adalah salah satu pedang yang paling terkenal di dunia.

Pedang William Wallace terletak di Monumen Nasional di Stirling, Skotlandia. Batang pedang memiliki panjang 132cm dan berat 2,7 kg. Pedang ini dikatakan sebagai senjata yang digunakan Wallace pada Pertempuran Jembatan Stirling pada tahun 1297 dan Pertempuran Falkirkb (1298). Setelah eksekusi William Wallace, Sir John de Menteith, gubernur Dumbarton Castle, menerima pedang ini. Pada tahun 1505, Raja James IV dari Skotlandia membayar 26 shilling untuk memiliki pedang ini.

8. Pedang Bercabang Tujuh



Dinasti Baekje adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di barat daya Korea. Pada masa jayanya pada abad ke-4, Baekje menguasai beberapa koloni di Cina dan sebagian besar Semenanjung barat Korea. Pada 372, Raja Geunchogo membayar upeti kepada Eastern Jin dan diyakini bahwa Pedang Bercabang Tujuh diciptakan dan diberikan kepada raja sebagai tanda penghormatan.

Pedang ini memiliki panjang 74,9 cm dengan enam cabang pisau sepanjang pusat pedang. Pedang ini dibuat untuk keperluan upacara dan tidak dibuat untuk pertempuran. Pada tahun 1870 seorang pendeta Shinto bernama Masatomo Kan menemukan dua tulisan di Pedang tersebut. Salah satunya menyatakan "Pada siang, hari keenambelas, bulan kesebelas, tahun keempat era Taiwa, pedang itu dibuat 100 kali lebih keras dari baja. Menggunakan pedang dari 100 tentara musuh. Tepat untuk sang raja." Pedang ini kini disimpan di Kuil Isonokami di Prefektur Nara Jepang dan tidak dipamerkan ke publik.

9. Pedang Melengkung San Martin



José de San Martín adalah seorang jenderal Argentina yang terkenal, hidup antara tahun 1778-1850. Dia adalah pemimpin utama dari perjuangan Amerika Selatan untuk merdeka dari Spanyol. San Martín adalah pahlawan Amerika Selatan dan Pelindung Pertama Perú. Dibawah kepemimpinan San Martín, kemerdekaan Peru secara resmi dideklarasikan pada tanggal 28 Juli 1821. Di Argentina, terdapat sebuah penghargaan tertinggi yang diberikan, dan dinamakan dengan the Order of the Liberator General San Martin.

Salah satu peninggalan berharga José de San Martín adalah sebuah pedang melengkung yang ia beli di London. San Martín mengagumi pedang melengkung tersebut dan merasa bahwa senjata itu bisa bermanuver dengan ideal untuk pertempuran. Karena alasan ini, ia mempersenjatai pasukan kavalerinya dengan senjata yang sama. Pedang melengkung ini dimiliki San Martín hingga kematiannya dan kemudian diberikan kepada Jenderal de la Republica Argentina, Don Juan Manuel de Rosas. Pada tahun 1896 senjata itu dikirim ke Museum Sejarah Nasional di Buenos Aires di mana ia tetap ada sampai hari ini.

10. Pedang Tomoyuki Yamashita



Tomoyuki Yamashita adalah seorang jenderal Angkatan Darat Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. Dia menjadi terkenal setelah menaklukkan koloni Inggris di Malaysia dan Singapura, akhirnya mendapat julukan "Harimau Malaya". Setelah berakhirnya Perang Dunia II, Yamashita diadili atas kejahatan perang berkaitan dengan pembantaian di Manila dan kekejaman lainnya di Filipina dan Singapura. Itu adalah sidang kontroversial yang berakhir dengan hukuman mati bagi Tomoyuki Yamashita.

Selama karir militernya, Tomoyuki Yamashita memiliki sebuah pedang pribadi yang dibuat oleh pembuat pedang terkenal, Fujiwara Kanenaga, antara tahun 1640 dan 1680. Pedang ini kemudian diserahkan oleh Jenderal Yamashita, pada tanggal 2 September 1945 dan diambil oleh Jenderal MacArthur dan diberikan kepada West Point Military Museum dimana masih ada sampai saat ini. Pedang ini adalah salah satu koleksi terbesar senjata militer yang bertempat di West Point Museum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar