10. Bertemu GlaDOS pertama kali [Portal]
Menciptakan sebuah karakter baru yang memorable memang bukan perkara mudah, apalagi jika ia tampil dalam fisik yang bukan manusia. Namun Valve tampaknya tidak kerepotan untuk membuat Portal tampil sebagai salah satu game terbaik di generasi saat ini. Tidak hanya sekedar menjual aspek gameplay puzzle yang super unik, mereka juga berhasil menyuntikkan salah satu karakter ikonik paling memorable di generasi saat ini – GlaDOS. Suara yang “halus” dengan nada unik, dipadukan dengan pernyataan-pernyataan pasif-agresif dan sedikit sarkastik, GlaDOS berhasil mencuri hati banyak gamer.
9. Perjalanan ke Mexico [Red Dead Redemption]
Rockstar adalah gudang implementasi dari semua inovasi yang diinginkan oleh seorang gamer. Pernyataan yang satu ini tampaknya menggambarkan dengan sangat tepat apa yang mereka tawarkan di Red Dead Redemption. Tidak hanya sekedar menawarkan setting dan gameplay yang luar biasa, kisah dunia Barat yang liar ini juga digarap dengan sangat baik. Ada begitu banyak momen memorable di game yang satu ini , namun salah satu yang terbaik jatuh pada perjalanan John Marston ke Mexico. Menunggangi kudanya yang kuat, dengan terrain gurun kering yang dibangun apik, dentingan lagu Far Away dari Jose Gonzalez yang mengiring pelan memperkuat setiap atmosfer yang ada. Luar biasa!
8. Kematian brutal Helios [God of War 3]
Jika kita membicarakan salah satu karakter paling brutal yang pernah hadir di industri game selama satu generasi ini, maka nama Kratos memang pantas untuk menyabut predikat sebagai salah satu yang terbaik. Prajurit Sparta yang berhasil menghabisi isi gunung Olympus ini memang telah mencabut begitu banyak nyawa, menciptakan sungai darah dan jiwa yang sang dalam. Namun terlepas dari semua kematian yang berhasil ia ciptakan, identitas brutal ini bahkan jauh lebih kentara ketika ia harus berhadapan dengan sang dewa matahari – Helios. Sebuah standar kekejaman yang akan sulit ditaklukkan oleh game manapun. Bagaimana tidak? Tidak hanya sekedar mengeksekusi dengan gaya “standar”, Kratos lebih memilih untuk mencabut kepala Helios dengan tenaganya, menjadikannya sebagai salah satu adegan kematian paling mengerikan, kejam, dan traumatis di industri game.
7. Potong jarimu!! [Heavy Rain]
Apa yang rela Anda lakukan untuk memastikan buah hati Anda berada dalam kondisi selamat dan sehat? Pertanyaan inilah yang menjadi pusat dari keseluruhan cerita yang berusaha dibangun David Cage di Heavy Rain. Penuh dengan cabang cerita dan pilihan moral yang harus Anda pilih, Heavy Rain meninggalkan begitu banyak memori memorable yang mungkin cukup untuk membuat Anda pribadi, bingung dan panik. Salah satu adegan terkuat yang paling memorable, tentu saja ketika Anda diminta oleh sang tokoh antagonis utama – Origami Killer untuk memotong jari Anda untuk memastikan anak Anda selamat. Kami sendiri menghabiskan waktu lebih dari 15 menit, terjebak dalam konflik emosional, apakah tindakan ini memang dibutuhkan atau memang ada alternatif lain yang tersedia. Dan ketika keputusan sudah diambil, konflik itu ternyata tidak hilang begitu saja.
6. Clementine and Lee Ending [The Walking Dead]
The Walking Dead memang tidak menawarkan sisi aksi atau kualitas visual yang memesona. Namun di sisi cerita? Game yang satu ini cukup untuk membuat gamer paling maskulin sekalipun, menangis. Setelah berjuang selama lebih dari lima episode untuk bertahan hidup, dua karakter utama – Lee dan Clementine terpaksa harus “berpisah”. Jalinan dialog yang disuntikkan oleh Telltale di setiap kepingan akhir ini berhasil menyedot semua keterikatan emosional yang sudah dibangun oleh gamer dan kedua karakter ini, melemparkannya kembali dengan intensitas emosional yang lebih tinggi dan tragis. Air mata? Yeah, honestly, we did cried..a lot…….like a little girl….
5. The Multiverse Ending [Bioshock Infinite]
Bukan Ken Levine namanya jika ia tidak mampu menawarkan sebuah jalinan cerita yang cukup untuk membuat rahang Anda jatuh dalam waktu yang cukup lama. Visualisasi Columbia yang begitu indah dan paduan aksi yang luar biasa di Bioshock infinite ternyata hanyalah secuil dari apa yang sebenarnya ditawarkan Irrational. Begitu Anda menuju ke titik akhir cerita, Anda akan bertemu dengan sebuah plot twist yang cukup kuat untuk meledakkan isi kepala Anda keluar. Kejutan inilah yang membuat Bioshock Infinite begitu memorable. Sebuah game yang mampu menarik banyak gamer yang untuk berkumpul di forum atau bahkan bertemu secara fisik, hanya untuk membongkar dan membicarakan misteri yang terbangun darinya. Luar biasa!
4. Bom Fosfor Putih [Spec Ops: The Line]
Sebagian besar game bertema military shooter saat ini memang mengagungkan perang sebagai solusi terbaik untuk menyelesaikan pertikaian antara dua kepentingan, ini menjadi fakta yang tidak terbantahkan. Kesan pertama inilah yang mungkin juga Anda tangkap dari Spec Ops: The Line. Namun begitu Anda menjajalnya lebih dalam, Anda akan mengerti bahwa Spec Ops: The Line ternyata lebih dari apa yang selama ini kita persepsi. Alih-alih “mendukung” perang, ia justru memperlihatkan aspek yang selama ini tidak pernah dieksploitasi industri game sebelumnya – kehancuran dan tragedi yang bisa muncul darinya. Anda akan merasakan perasaan yang begitu bersalah ketika menemukan bahwa bom fosfor yang Anda luncurkan untuk menghabisi musuh, ternyata membunuh puluhan wanita dan anak-anak di saat yang sama. Mimpi buruk itu ditawarkan secara eksplisit, menjadikannya sebagai salah satu game military shooter yang begitu memorable.
3. Liquid VS Snake [Metal Gear Solid 4]
Akhir yang sudah dinantikan begitu lama. Solid Snake akhirnya bertemu dengan sang musuh bebuyutan – Liquid Ocelot sebagai penutup cerita dari saga MGS yang sudah terbangun di tiga generasi platform. Alih-alih membuatnya tampil begitu mewah dengan ledakan masif di sana sini, Kojima mengambil jalur yang lebih elegan. Dua prajurit veteran yang luar biasa ini kini saling berhadapan, bertukar setiap pukulan dan kepingan tenaga yang bisa mereka luncurkan untuk menundukkan yang lain. Salah satu akhir paling elegan, menggugah, dan luar biasa di generasi saat ini.
2. The Last of Us Ending [The Last of Us]
Sebagian besar game yang ditawarkan saat ini selalu berkisar pada satu jalan cerita yang sama – Anda adalah seorang karakter utama yang harus menjalani takdir menyedihkan untuk menyelamatkan dunia. Alur klise ini masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari industri game. Namun semua berubah ketika Naughty Dog merilis The Last of Us ke pasaran. Game mana yang akhirnya justru memperlihatkan sosok karakter yang begitu “manusiawi” di akhir, yang tidak berkeberatan untuk membiarkan kehidupan manusia sebagai sebuah ras berakhir, hanya untuk memuaskan kebutuhan ego pribadi. Pesona inilah yang menjadikan The Last of Us begitu memorable. Ending yang sempat membuat kami terdiam selama beberapa menit, hanya untuk menangkap, apa yang sebenarnya tengah terjadi.
1. No Russian [Modern Warfare 2]
Dan pilihan untuk momen paling memorable di generasi gaming saat ini jatuh kepada, tidak lain dan tidak bukan, Modern Warfare 2. Terlepas dari pesona yang sudah mereka gelontorkan di seri pertama, Infinity Ward justru mempersiapkan kejutan yang jauh lebih “mengerikan” dan mengagumkan di saat yang sama lewat Modern Warfare 2. Bagaimana tidak? Di salah satu chapter awal bernama “No Russian”, Anda justru diminta untuk berperan sebagai seorang teroris dengan satu misi utama – menembak dan membunuh semua masyarakat sipil di bandara. Sempat memicu kontroversi, Modern Warfare memperlihatkan secara eksplisit teror yang bisa dihasilkan dari aksi tersebut. Menariknya lagi? Seolah mengkonfirmasikan diri bahwa kita tidak lagi sensitif dengan masalah seperti ini, sebagian besar gamer yang menjalani No Russian justru merasakan “kenikmatan” tersendiri ketika melontarkan ratusan peluru ke arah masyarakat sipil ini. Apakah Anda juga termasuk?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar